Beberapa Cerita Legenda Tentang Gunung Geulis

Gunung Geulis merupakan sebuah gunung kecil yang berada di wilayah barat Kabupaten Sumedang. Tepatnya berlokasi di tapal batas tiga kecamatan yaitu Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Cimanggung dan Kecamatan Tanjungsari. 

Dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi, Gunung Geulis tidak terlalu terkenal bagi orang di luar sekitar Gunung Geulis. Sehingga yang mendakinya pun biasanya terbatas bagi orang sekitar saja seperti orang Jatinangor atau Tanjungsari saja. 

Walau tidak terlalu tinggi, dari puncak Gunung Geulis bisa melihat indahnya pemandangan alam seperti di saat matahari terbit di ufuk timur atau ketika matahari tenggelam di arah barat. 

Pemandangan alam di bawah Gunung Geulis, hamparan pesawahan bercampur dengan pemukiman dan jalan-jalan. Wilayah Jatinangor juga terlihat jelas dari puncak Gunung Geulis.

Gunung ini memiliki puncak dengan ketinggian sekitar 1.281 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di puncak Gunung Geulis terdapat lahan yang datar dan cukup luas. Terdapat dua buah pohon beringin besar. 

Di puncak gunung juga terdapat beberapa makam yang dinaungi oleh saung-saung atau bangunan. Salah satu bangunan dan makam berada di bawah pohon besar yang menjadi ciri khas Gunung Geulis.

Berkaitan dengan makam tersebut, banyak versi cerita yang berbeda-beda. Salah satu versinya adalah makam tersebut merupakan makam seorang istri dari penguasa wilayah Jatinangor di zaman dahulu.

 Istri tersebut sangat terkenal kecantikannya, sehingga orang-orang menjulukinya dengan sebutan "Putri Geulis" meski nama yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti. Suatu ketika Putri Geulis tersebut meninggal dunia akibat terserang penyakit. 
 
Sebagai tanda cinta kepada sang istri, penguasa tersebut menguburkan jasad istrinya di puncak gunung. Dan akhirnya, gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Geulis. Tidak mengherankan jika makam di puncak Gunung Geulis seringkali didatangi oleh orang-orang yang ingin mendapatkan jodoh.

Ada pun cerita lainnya mengenai legenda gunung Geulis tersebut, wah Makin Tahu Indonesia saja yah wargi Sumedang.

Diceritakan, pada zaman dahulu ada sepasang suami istri yang sudah cukup lama hidup berumah tangga, namun belum juga dikaruniai anak. Siang malam, sang suami tak kunjung henti memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sampai akhirnya, pada suatu malam ia mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa melalui sebuah mimpi. Dia harus pergi ke sebuah gunung yang berada di sebelah timur dari desanya. Ia harus bertapa di lereng gunung tersebut.

Pada pagi harinya, ketika terbangun dari tidurnya, ia menceritakan mimpinya itu kepada istrinya. Usai suaminya menceritakan mimpinya, sang istri menghela nafas, tersenyum dan menganjurkan agar suaminya segera melaksanakan petunjuk yang datang melalui mimpi tersebut. 

Maka, berangkatlah sang suami mencari gunung yang akan dijadikan sebagai tempat untuk bertapa. Setelah menemukan gunung yang dimaksud, sesuai dengan petunjuk dalam mimpinya, ia mulai bertapa yang harus dijalaninya selama empat puluh hari empat puluh malam.

Pada malam terakhir, ia didatangi oleh seorang putri yang sangat cantik. Putri itu tak lain adalah mahluk gaib penunggu gunung tersebut. Melihat putri yang sangat cantik jelita, ia jatuh hati, dan lupa akan niatnya semula. Akhirnya, ia menikah dengan putri itu, putri yang sebenarnya adalah penjelmaan dari seekor seekor ular besar.

Setelah berbulan-bulan menunggu tapi sang suaminya tak kunjung datang istrinya mencari di mana suaminya berada. Sampai akhirnya ia menemukan suaminya sedang dililit oleh seekor ular besar. Ia terkejut dan takut akan keselamatan suaminya. 

Namun rasa sayang pada suaminya telah membangkitkan keberaniannya. Ia mencari cara untuk menyelamatkan suaminya. Ia menjerat ular tersebut. Setelah ular berhasil dijerat, ia mencari seekor kuda dan menyeret ular tersebut, dibawa turun dari lereng gunung. Setelah sampai di suatu tempat, kudanya diikat pada sebatang pohon. Tempat itu, sekarang dikenal dengan nama Cikuda.

Sang suami, yang diam-diam mengikuti perjalanan sang istri, ketika dilihatnya ular itu akan dibunuh oleh istrinya, segera menghalangi perbuatan istrinya. Rupanya yang dilihat oleh suaminya itu bukan seekor ular, tetapi seorang putri yang cantik jelita. Karena kesal maksudnya hendak membunuh ular dihalangi oleh suaminya, sang istri jadi kalap. Ular dan suaminya ia bunuh.

Seminggu kemudian, bangkai ular dan jasad suaminya hilang tanpa bekas. Konon katanya, jasad suaminya itu telah berubah wujud menjadi ular, kemudian hidup di gunung tersebut. Gunung itu dikenal dengan nama Gunung Geulis, sebuah gunung yang ada di daerah Jatinangor Kabupaten Sumedang

Komentar

wave
  • John Doe

    Ilene

    Mar 05, 2024 16:53

    Wow, this paragraрh is fastidious, my sister is analyzing these things, tһᥙs I am going to convey her.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828