Untuk lebih dekat dengan tradisi menangkap ikan oleh masyarakat Sunda. Marak sebutan menangkap ikan menggunakan tangan dengan cara beramai-ramai. Caranya, aliran sungai dibendung dengan bambu dan tanah. Bagian yang sudah dibendung dinamakan “kombongan”. Air di bagian yang dibendung kemudian dikuras bersama-sama hingga surut. Ikan kemudian ditangkap beramai-ramai. Ikan hasil tangkapan dikumpulkan bersama-sama. Ikan yang terkumpul selanjutnya dibagi secara merata kepada setiap orang yang terlibat sejak membendung, menguras, hingga menangkapi ikan. Bentuk gotong-royong yang unik. Satu lagi yang menggunakan tangan, Kokodok atau ngagogo adalah istilah menangkap ikan dengan tangan kosong seorang diri. Biasanya dilakukan di sungai-sungai dangkal dengan merogoh lubang yang diduga tempat tinggal ikan dan menangkap ikan di dalamnya. Akan tetapi harus hati-hati yah. Adapun aktivitas menangkap ikan dengan menggunakan alat yakni Ngecrik, adalah istilah menangkap ikan dengan menggunakan jala kecil yang terbuat dari anyaman benang nilon. Seperti pada gambar di atas yah. Ngecrik biasanya dilakukan di sungai yang mulai surut atau dangkal juga atau dapat dilakukan dipinggir sungai. Ngaheurap adalah menangkap ikan menggunakan heurap yaitu jala berukuran besar. Alat ini biasanya untuk menangkap ikan di bagian yang dalam atau tengah sungai. Bubu adalah alat perangkap ikan terbuat dari bambu yang dianyam agak rapat. Di bagian kepala diberi lubang tempat masuk ikan. Bubu biasa dipasang jika air sungai surut, guna mencegat ikan-ikan yang naik dari hilir ke hulu masuk kedalam bubu.
Sedangkan badodon merupakan bubu yang besar. Tak jarang berukuran sama dengan tubuh manusia dewasa. Biasanya badodon dipasang permanen di suatu tempat di bagian hulu dengan lubang mengarah ke hilir, dengan sasaran adalah ikan-ikan besar. Nguseup atau memancing biasanya dilakukan pada saat musim kemarau, ketika air sungai surut menampakkan warnah jernih. Para pemancing kadang-kadang bermalam di tepi sungai, berharap umpannya disantap ikan untuk makan malamnya. Nyirip juga sebagai cara untuk menangkap ikan dengan menggunakan alat seperti jala dengan bentuk seperti saringan, tapi jaring diikat pada 4 sudut penyangga yang terbuat dari bambu dengan tiang bambu juga sebagai penyangga. Nyirip dilakukan untuk menangkap ikan dari jala yang diturunkan disungai dalam waktu beberapa lalu diangkat. Di daerah kalian apa saja sih namanya? Tulis di kolom komentar yah!
Belum ada komentar.