Dari Sumedang untuk Jawa Barat: Merawat Budaya, Menghidupkan Ekonomi Lewat Jabar Etno Festival 2025

Author inimahsumedang • Berita • November 8, 2025

Jabar Etno Festival 2025 yang digagas oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat selama dua hari menjadi ruang ekspresi bagi para seniman di Jawa Barat untuk berkreasi dan mengaktualisasikan potensi kreatif mereka. Ajang ini diharapkan dapat terus menumbuhkan serta mengembangkan minat dan bakat para seniman dan budayawan daerah.

“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat yang telah memercayakan Sumedang sebagai tuan rumah Jabar Etno Festival, terlebih festival ini merupakan yang perdana di Jawa Barat,” ujar Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir saat acara penutupan Jabar Etno Festival 2025 di Lapangan Pusat Pemerintahan Sumedang, Selasa malam (4/11/2025).

Dilansir dari sumedangkab.go.id, Jabar Etno Festival 2025 menjadi bagian penting dari upaya pemajuan kebudayaan sekaligus menjaga tradisi agar tetap lestari. Terlebih, Sumedang telah menetapkan dirinya sebagai Puseur Budaya Sunda, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Sumedang Puseur Budaya Sunda.
“Perda tersebut mengandung arti bagaimana nilai-nilai budaya selain dilestarikan juga diimplementasikan dalam meningkatkan etos kerja warga Sumedang untuk mewujudkan harapan dan cita-citanya,” tambahnya.

Sementara itu, Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Restu Gunawan, menyampaikan bahwa Jabar Etno Festival 2025 merupakan salah satu bentuk nyata dalam membangun ekosistem kemajuan kebudayaan.
“Di sinilah pemerintah pusat dan daerah, khususnya Kabupaten Sumedang, bersama para seniman berkolaborasi dalam event yang sangat penting, yaitu Jabar Etno Festival,” tuturnya.

Restu juga menilai bahwa kekayaan tradisi di Jawa Barat sangat beragam dan melimpah. “Event ini bisa menjadi tolak ukur bagaimana kita membangun kolaborasi antarberbagai ekosistem kebudayaan. Mudah-mudahan di daerah lain juga bisa dilakukan hal serupa untuk menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap kekayaan budaya kita,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kekayaan budaya tidak hanya perlu dilindungi, tetapi juga bisa menjadi penggerak ekonomi kreatif. “Dalam event ini, seribu seniman turut tampil, serta melibatkan UMKM lokal. Jadi ketika kita bicara kebudayaan, maka kebudayaan bukan sekadar tontonan, tetapi juga dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Restu juga mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menggali dan mengembangkan kebudayaan, khususnya seni tradisi di Jawa Barat, demi kemajuan peradaban Indonesia.
“Saya melihat Sumedang memiliki warisan budaya yang kuat — ada nilai perjuangan yang tumbuh di sini karena Cut Nyak Dien pernah diasingkan di Sumedang, dan juga ada Kerajaan Sumedanglarang. Jadi menurut saya, potensi budaya Sumedang sangat besar, maka kami hadir di sini,” pungkasnya.