Kisah Mata Air 'Kahuripan Cileutik' di Gunung Gadung

Pangeran Mekah melihat kesulitan yang dialami oleh rakyatnya bahwa rakyat yang bekerja betul betul membutuhkan air untuk melepas haus dahaga yg luar biasa .

Pangeran Mekah berkata "Kalian ikuti Ama ( saya)"  saat berjalan sampailah ke sebuah tebing, Pangeran Mekah menghentikan langkahnya dan menunjukan dengan tongkatnya ke arah tebing, lalu berkata "Nah, di sini yang ada airnya" yang turut serta merasa heran karena merasa tidak melihat ada air dan berucap "Maaf Pangeran, kami tidak melihat ada air setetes pun" lalu Pangeran Mekah menancapkan tongkat nya ke tebing tersebut dan saat ditarik kembali tongkatnya keluarlah air yang begitu jernih dari tebing  seukuran lubang tongkat (lubang nya leutik / kecil seukuran mata tongkat) air terlihat sangat bersih, lalu Kanjeng Pangeran berucap "Silakan kalian minum sepuas-puasnya".

Rakyat yang melihat kejadian tersebut mengucapkan sukur dan memberi sujud sebagai bentuk rasa hormat kepada Pangeran Mekah, maka rakyat langsung minum air tersebut untuk melepas dahaga dengan penuh suka cita. Saat meminum air di tebing tersebut rakyat merasa ada keistimewaan dalam air itu, terasa lebih nikmat dan segar bugar yang tiada bandingannya, Mata Air tersebut sampai saat ini dinamakan AIR CILEUTIK .

Saat kemarau air Cileutik tidak pernah kering meski debet air berkurang, beredar cerita banyak masyarakat mempercayai khasiat air Cileutik ini untuk dimanfaatkan pengobatan dan mandi serta banyak juga diambil air nya untuk dibawa pulang untuk obat. (gga)

Halaman Sebelumnya

Komentar

wave
  • John Doe

    Mahdi

    Jan 22, 2022 07:18

    Hatur nuhun informasina

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828