Selain itu, masyarakat muslim dunia biasanya juga menggunakan kalimat Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Taqabbal Ya Karim. Kalimat ini digunakan untuk mendoakan sesama umat Islam agar puasanya diterima. Ungkapan ini juga telah ada sejak zaman sahabat Nabi Muhammad SAW Maka “Minal Aidin wal Faizin” “Minal Aidin” (Semoga termasuk orang yang kembali pada kesucian) dan “wal Faizin” (semoga beroleh kemenangan setelah berdamai dan saling memaafkan). Lebih dari itu, menurut pakar bahasa, terutama dari Ibnu Mandzur, kata fithri (fa-tha-ra) setidaknnya mencakup enam hal penting, yaitu kesucian, kekuatan, jati diri, asal usul kejadian, memakai pakaian taqwa dan dinnul Islam. Pada zaman sahabat Nabi memang yang lebih baik banyak diucapkan adalah kalimat mendoakan. Ucapan yang biasanya digunakan adalah Taqabbalallahu Minna wa Minkum Taqabbal ya Karim. Kemudian ucapan tersebut disambung dengan wa ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidin Wal faizin. Dalam doa itu, kita mendoakan orang yang disebutkan atau yang didoakan itu. Semoga amal baiknya diterima Allah dan Yang Maha Karim. Kemudian ja’alanallahu wa iyyakum minal aidin Wal faizin, ini adalah doa semoga kita semuanya dijadikan orang-orang yang minal aidin atau orang-orang yang kembali kepada kebaikan. Kembali kepada kesucian, kembali kepada fitrah.
Selain itu, wal faizin memiliki makna menjadi bagian dari orang-orang yang beruntung. Jadi dapat disimpulkan bahwa ucapan minal aidin wal faizin berarti harapan agar kita menjadi bagian dari orang-orang yang kembali kepada hal-hal yang baik. Maka, sebenarnya kalau kita tarik makna dari minal aidin Wal faizin ini merupakan doa agar kita kembali menjadi orang yang lebih baik, kembali kepada kesucian, kembali kepada fitrah kita, dan semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung di kemudian hari.
Belum ada komentar.