Seni Ujungan menurut seniman WD Dharmawan, diduga merupakan pengembangan dari ibing pencak silat yang dikenal mulai abad ke-10. Menurut Raden Ahmad, seniman Cipaku, petinggi Kerajaan Sumedang bernama Lembu Agung adalah yang pertama kali mengembangkan Ujungan. Pada zaman dulu seni ini disebut adu jago. Selanjutnya berkembang pesat di Sumedang pada abad ke-17 oleh Pangeran Rangga Gempol III, Bupati Sumedang (1656-1705) dalam rangka melatih perajurit untuk menaklukan Mataram dan menyingkirkan balatentara Banten. Seni Ujung ini kemudian menyebar ke Indramayu ketika Pangeran Rangga Gempol III bersembunyi di sana setelah Mesjid Tegalkalong diserang tentara Banten. Dari Indramayu, seni Ujungan menyebar ke Ujungjaya, sehingga Ujungjaya menjadi pusat kegiatan seni Ujungan hingga sekarang. Cara bermain ujungan adalah kedua pemain berdiri saling berhadapan. Sasaran pukulan pada lawan main tidak terbatas jumlah dan tempatnya. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa ditangkis dan memukul atau dipukul sebanyak-banyaknya. Pukulan dihentikan, apabila salah seorang pemain dinyatakan kalah karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit akibat pukulan.
Silakan kasih komentar yah wargi Sumedang untuk menambahkan referensi. Terima kasih.
Belum ada komentar.