INIMAHSUMEDANG
Cerita menarik lainnya lagi ya ketika media utama untuk promosi di youtube, dalam jangka waktu 4 bulan sudah mendapatkan monetisasi, ternyata banyak sekali penikmat musik klasik sunda khususnya yang di mana ya banyak yang ingin bernostlagia dengan alunan musik tersebut. Ketika semua berlomba-lomba menciptakan musik baru, Puspa Karima menyuguhkan obat rindu akan musik klasiknya.
Sekarang personel mereka ada lima orang; Bunga Dessri (rebab dan suling), Diah Nur Azizah (vokal dan kacapi), Julaeha (kendang), Erna Rosita (goong dan kecrek) dan member baru yaitu Winda (gambang dan tari). Eh, ada yang mimin lupa juga nih, di belakang layar mereka dari mulai pembuatan video, edit video, ada satu pria yang menjadi pendukung Puspa Karima, yakni Raden Bangun.
Menelisik lebih dalam lagi dari grup Puspa Karima, jika dikaitkan erat dengan ekonomi kreatif yang kerap dibicarakan khususnya di Kabupaten Sumedang ini, mereka sebagai pelaku ekonomi kreatif dari subsektor musik, sudah punya best practice, kenapa demikian? Selain penghasilan dari manggung atau dari youtube untuk menunjang kebutuhan grupnya, tetapi memberi dampak kepada para pelaku lainnya, semisal ketika ada inovasi pada pembuatan tiang gong yang bisa dirakit atau disusun agar jika ke bandara menjadi simpel untuk dibawa. Masih banyak dampak dari grup musik Puspa Karima ini.
Harapan kedepannya dari grup musik Puspa Karima ini yaitu, “semoga kedepannya Puspa Karima menjadi production house, gak hanya sekadar grup, dan menjadi basis untuk pemberdayaan seniman perempuan.” Tambah Bunga.
Untuk lebih lanjut lagi, wargi Sumedang bisa mengunjungi akun media sosial mereka yah! Keren sih pokonya, selain fokus di melestarikan budaya sunda, berperan aktif dalam isu kesetaraan, pemberdayaan perempuan, praktik baik dalam penggunaan digital, dan manggung sana sini hingga ke ranah internasional.
Halaman Sebelumnya
Belum ada komentar.