Tradisi Baraan merupakan menjadi ciri khas perayaan Idul Fitri di Bengkalis, Provinsi Riau. Baraan yang dilakukan oleh masyarakat Bengkalis yang merupakan kegiatan kunjung mengunjungi jirang tetangga secara beramai-ramai pada saat memasukan bulan Syawal. Kegiatan baraan mempunyai bermacam-macam tingkatan atau jenis, mulai dari Baraan RT, RW, Desa, Mushola/Masjid, Kantor, Komunitas/Organisasi, sampai alumni sekolah. Dalam perayaan baraan, semua rumah di Dusun tersebut pasti akan mendapat giliran dikunjungi. Makanan yang dihidangkan oleh tuan rumah pun beraneka bentuk, mulai dari kue mueh, ketupat, opor ayam, dan banyak lagi. Uniknya kegiatan baraan ini sangat sarat dengan makna islami. Karena setiap berkunjung di setiap rumah, sebelum hendak makan atau setelah makan, dilakukan pembacaan Do’a. 2. Tradisi Nyembah Belari Anak-anak di Kecamatan Tambelan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau memiliki tradisi unik dalam menyambut Lebaran, yang dinamakan dengan tradisi Nyembah Belari.
Tradisi ini biasanya mereka lakukan setelah takbir dikumandangkan di pagi hari, pada hari pertama Lebaran. Anak-anak usia enam tahun sampai Sekolah Dasar akan bersilaturahmi, dengan cara mendatangi rumah-rumah para tetangga secara beramai-ramai dan dilakukan secara cepat. Uniknya, anak-anak itu tidak akan masuk ke dalam rumah yang dikunjungi melainkan hanya berdiri di depan teras sambil menunggu pernak-pernik yang diberikan oleh tuan rumah, tanpa paksaan atau syarat. Biasanya anak-anak ini akan membawa kantong plastik yang digunakan untuk membawa pernak-pernik tersebut. 3. Tradisi Pukul Manyapu Tak kalah menarik dan unik dari tradisi Nyembah Belari, masyarakat Maluku punya tradisi ekstrim yang dikenal dengan 'pukul manyapu', atau pukul sapu. Tradisi ini berasal dari Morella, Kabupaten Maluku Tengah, dan telah berlangsung sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah Lebaran. Dalam tradisi ini para peserta akan saling memukul menggunakan sapu lidi hingga badan mereka terluka. Para pemuda yang ikut serta akan dibagi dalam dua kelompok atau regu, dengan jumlah tiap regu minimal 10 orang. Para peserta Pukul Manyapu biasanya menggunakan celana pendek, bertelanjang dada, dengan pengikat kepala berwarna merah yang melingkar di kepala, biasa disebut dengan "kain berang". 4. Tumbilotohe Tradisi Tumbilotohe, mungkin menjadi tradisi yang paling ditunggu-tunggu saat Lebaran. Sejak tiga hari sebelum Idul Fitri atau lebaran hiasan lampu minyak akan dipasang oleh warga Muslim Gorontalo. Lampu lampu yang terpasang inilah yang akan menyemarakkan suasana Lebaran. Uniknya lagi, lampu hias yang dipasang setiap rumah mengikuti jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Tradisi menghias rumah dengan lampu minyak, diketahui sudah dilakukan sejak abad ke-15 hingga sekarang. 5. Perang Topat Lombok juga memiliki tradisi Lebaran yang tak kalah unik, yang dikenal dengan nama Perang Topat yang dilakukan oleh suku Sasak. Tradisi ini biasanya dilakukan para pria pada hari ke enam Lebaran. Tujuan dari dilakukannya tradisi ini, adalah untuk mempererat hubungan antar umat beragama di Lombok. Sebelum memulai perang Topat atau perang ketupat, warga terlebih dahulu mengarak hasil bumi mengelilingi kampung. Para peserta percaya dengan melempar ketupat, keinginan dan harapan mereka dapat terkabul. 6. Ngejot Meskipun masyarakat muslim di Bali, tak begitu mendominasi. Namun, suasana Lebaran atau Idul Fitri di pulau Dewata tetap bisa dirasakan. Di Bali ada tradisi Ngejot, memberikan makanan rumahan kepada tetangga sekitar tanpa memandang agama yang dianut. Perwujudan tradisi budaya ngejot, menciptakan keharmonisan dan toleransi antar umat beragama yang ada di Bali. 7. Tari Topeng Muaro Tradisi Tari Topeng Muaro Jambi adalah sebuah hiburan yang digelar pada setiap momen lebaran di Desa Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Tari Topeng Muaro Jambi menggunakan media topeng yang terbuat dari labu tua berkulit keras yang dihias menggunakan cat berbagai warna dan diletakkan pula ijuk di atas topeng agar menyerupai rambut. Pemuda Desa Muara Jambi akan membawa tarian topeng tersebut dengan mengelilingi sembilan RT. Selain merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan selama ratusan tahun, penggunaan topeng labu juga merupakan simbol perjuangan yang digunakan masyarakat Jambi ketika berhadapan dengan penjajah.
8. Grebeg Syawal Tradisi Grebeg Syawal adalah sebuah ritual yang dilakukan Keraton Yogyakarta ketika memperingati Lebaran tepat pada 1 Syawal. Pada perayaan Grebeg Syawal akan diadakan arakan Gunungan Lanang yang diawali dengan keluarnya gunungan untuk dibawa ke Masjid Gede Keraton Ngayogyakarta untuk didoakan. Gunungan Lanang terbuat dari sayur-mayur dan hasil bumi lainnya dengan dikawal oleh prajurit keraton. Nantinya, Gunungan Lanang akan diambil secara berebutan oleh masyarakat. Sejumlah masyarakat percaya jika gunungan tersebut membawa berkah dan ketenteraman.
Veola
Apr 06, 2024 16:57I've been surfing online more than 2 hours today, yet I never found any interesting article like yours. It's pretty worth enough for me. Personally, if all web owners and bloggers made good content as you did, the net will be much more useful than ever