Sekilas Tentang Kerajaan Tembong Agung

Menurut catatan sejarah, perpindahan menunjukkan tanda bahwa kerajaan belum mempunyai keraton yang permanen sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja serta keturunannya. Biasanya hal ini berlangsung selama beberapa keturunan berikutnya. Setelah itu pemerintahan dipimpin oleh Ratu Rajamantri, puteri Sunan Pagulingan. 

Pada masa itu Kerajaan Sumedang Larang (waktu itu masih disebut Kerajaan Tembong Agung), statusnya negara bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Ini terjadi karena Ratu Rajamantri kemudian diambil sebagai isteri oleh puteranya Prabu Surawisesa dari Kerajaan Pajajaran (yang dikenal sebagai Prabu Siliwangi). 

Karena menjadi isteri Raja Prabu Siliwangi, kedudukan Ratu Rajamantri digantikan oleh saudaranya yang bernama Sunan Guling. Sepanjang perjalanan sejarah, raja-raja Tembong Agung berikutnya adalah: Sunan Patuakan, Nyimas Ratu Patuakan, Nyimas Ratu Dewi Inten Dewata. 

Dalam perkembangan kemudian, Nyimas Ratu Dewi Inten Dewata lebih dikenal dengan nama Ratu Pucuk Umun, setelah dia berkuasa sebagai ratu. Pada masa pemerintahan Ratu Pucuk Umun, ibukota Tembong Agung pindah lagi ke Kutamaya yang lokasinya di Kota Sumedang sekarang. Pada masa ini pula nama Kerajaan Tembong Agung mulai dirubah menjadi Kerajaan Sumedang Larang, tak berapa lama sebelum masuknya Islam.

Sumber: Buku Sumedang Heritage

Halaman Sebelumnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828