Sekilas Tentang Masa Pemerintahan Pangeran Rangga Gede

Kesempatan ini digunakan oleh Banten untuk menyerang lagi. Namun kali ini Banten tidak langsung menyerbu Sumedang, tapi terlebih dahulu menaklukan wilayah-wilayah Karawang, Pamanukan dan Ciasem. Maksud Banten agar daerah-daerah pantai utara ini lebih dahulu menjadi daerah taklukan Banten, agar dapat mengurung Batavia dan merebutnya. 

Sebagaimana sebelumnya, daerah Jayakarta sebagai daerah Banten pernah direbut oleh Belanda (VOC) pada tahun 1619, dan namanya diganti menjadi Batavia. Itulah sebabnya, Banten tetap ingin merebut kembali Batavia setiap saat di sisi lain, Mataram justru menganggap daerah-daerah Karawang, Pamanukan dan Ciasem tadi, sudah diklaim oleh Mataram sebagai bagian dari wilayahnya. Apalagi setelah mengetahui bahwa Raden Suriadiwangsa pergi ke Banten dan mengajak bergerak menuju daerah yang dianggap daerah taklukan Mataram. 

Sultan Agung sangat marah dan memanggil Rangga Gede ke Mataram. Sultan Agung menganggap dia tidak mampu menyelenggarakan pemerintahan. Sebagai hukuman, jabatan Rangga Gede sebagai bupati wedana diganti. Bahkan dia ditahan di Mataram. Sultan Agung kemudian mengangkat Dipati Ukur untuk memegang jabatan Bupati Wedana. 

Dipati Ukur waktu itu sedang menjabat sebagai Bupati Tatar Ukur, dia diangkat dengan syarat harus membantu Mataram dalam merebut Batavia dari tangan VOC. Sebagai langkah awal, Dipati Ukur kemudian memimpin pasukannya bersama pasukan Mataram untuk menyerang Belanda di Batavia. Serangan ini tidak berhasil karena kurangnya kerjasama dengan pasukan Mataram, sehingga gagal merebut Batavia. 

Dipati Ukur dan pasukannya terpaksa kembali ke daerahnya semula. Dia menyadari, kekalahan ini akan menyebabkan kemarahan Sultan Agung. Namun akhirnya dia memutuskan untuk lebih baik bertahan apabila Mataram menyerangnya sebagai hukuman. Dipati Ukur kemudian nekad untuk melakukan perlawanan bila Mataram bertindak. Sewaktu-waktu dia siap memberontak bila Sultan Agung marah. Ternyata Sultan Agung benar-benar mengirim pasukannya ke Priangan untuk menumpas pemberontakan Dipati Ukur pada tahun 1628. 

Awalnya serangan ini tidak berhasil menundukkan pertahanan pasukan Dipati Ukur di ibukota Ukur, dekat Gunung Lumbung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung sekarang. Sementara pecahnya pemberontakan, terhadap Mataram, mendadak Sultan Agung memerintahkan agar Pangeran Rangga Gede yang sedang ditawan, segera dibebaskan. 

Rangga Gede ditanya, apakah ia sanggup menangkap Dipati Ukur dan membawanya ke Mataram. Hal ini disanggupi oleh Rangga Gede. Pada serangan-serangan berikutnya Mataram berhasil menumpas pertahanan Dipati Ukur dan menangkapnya pada tahun 1632. Pangeran Rangga Gede menyerahkan Dipati Ukur langsung ke Mataram. Sebagai balas jasa atas kemenangan ini, Pangeran Rangga Gede diberikan penghargaan dari Sultan Agung. 

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828