Sebagai barometernya yang mampu memberikan atmosfir, maka berusaha mencari lawan menari (Pamogoran) yang lebih berpengalaman lagi. Agar segala keinginan untuk menjadi sosok Ronggeng yang memiliki ciri-ciri tertentu bisa tercapai dan bisa dinikmati oleh penonton.
Dibantu dengan keceriaan atau kehangatan dari gubahan music pengiringnya yang bisa mengkomposisikan gerakannya seirama dan dinamis, sehingga pengembangan gerak yang tertata dan teratur melalui pola lantai, menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bentuk garapan Tari Cikeruhan.
Gerakan pencak silat sendiri membawa suasana pada zaman dulu yang dimana para Jawara yang saling memamerkan kekuatannya. Selain gerakannya yang indah, Tari Cikeruhan ini juga didukung dengan kostumnya yang tak kalah mewah.
Untuk perempuan menggunakan kebaya dan rok samping dengan selendang sebagai aksesorisnya. Sedangkan untuk para lelaki, mereka mengenakan baju kampret hitam yang tanpa kancing dengan dalaman kaus yang umumnya berwarna merah dan celana pangsi yang sepanjang lutut dan berwarna hitam sebagai bawahannya.
Selain itu, lelaki juga menggunakan ikat kepala dan mengenakan sarung yang disertakan dengan ikat pinggang besar yang terbuat dari kulit serta diselipkan golok di bagian pinggang sebagai aksesorisnya.
Tentu saja sebuah tarian tidak akan lengkap apabila tidak ada iringan musiknya. Untuk Tarian Cikeruhan sendiri digunakan beberapa alat musik yang membuat tarian menjadi lebih hidup seperti rebana, gong dan kendang.
Halaman Selanjutnya
Belum ada komentar.