Sekitar 5000 Pelajar dari 14 Sekolah Sudah Belajar dan Melakukan Simulasi Evakuasi Gempa Bersama Safe School Movement

Menghadapi bencana tentunya bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi menjadi tugas bersama seluruh lapisan masyarakat, begitu wargi Sumedang.

Gempa yang melanda Sumedang ketika akhir 2023 dan awal tahun 2024 membuka mata kita semua, di Jepang diguncang juga, akan tetapi kita bisa melihat bagaimana warga Jepang di sana terlihat tidak panik melalui video yang viral waktu itu, karena mereka sudah punya bekal yang cukup dalam menghadapi bencana. Nah, yang lebih hebat lagi, sebelum gempa itu terjadi, warga di sana mendapatkan notifikasi peringatan gempa bumi.

Di Indonesia, khususnya di Sumedang sendiri, kita bisa melihat juga bagaimana kepanikan akan hal tersebut, mungkin hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang cara menghadapi bencana alam.

Hal tersebut, menunjukkan perlunya upaya bersama untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan memperkuat sistem mitigasi bencana. 

Selain itu, masyarakat juga perlu diberi pemahaman yang cukup tentang tindakan yang harus diambil ketika terjadi bencana, apalagi pusat gempa yang terjadi kemarin-kemarin berada di pusat kota Sumedang. Jadi tentunya wargi Sumedang harus mengetahui tentang mitigasi bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Tentunya kesiapsiagaan masyarakat ini merupakan kunci utama dalam menghadapi bencana. Maka dari itu, edukasi masyarakat terkait tindakan yang harus diambil saat bencana terjadi menjadi hal yang penting. Selain itu, pentingnya membangun struktur bangunan yang tahan gempa perlu menjadi fokus dalam perencanaan pembangunan.

Seperti yang dilaksanakan oleh teman-teman Sky Volunteer (Synersia) didukung Yayasan Adaptasi Bencana Indonesia (YABI) dengan programnya Safe School Movement yang masih dilakukan kegiatannya ke sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Sumedang, sudah 14 sekolah di Sumedang yang dijumpai oleh Sky Volunteer, kegiatan tersebut pun atas permintaan dari pihak sekolah, seperti TK, SD, SMP dan SMA. Kegiatan tersebut dilakukan untuk edukasi tentang kebencanaan. Adanya pengenalan tentang kebencanaan dan simulasi gempa.

Kegiatan yang berbasis sukarelawan ini, dimulai dari tanggal 08 Januari 2024 hingga saat ini tulisan terbit, masih ada beberapa sekolah di Sumedang yang meminta pihaknya untuk datang, dan tentunya bisa menerapkan edukasi yang diberikan.

1. Membantu siswa dan pihak sekolah dalam memahami bencana terutama gempa bumi

2. ⁠Meningkatkan kesadaran (awareness) siswa dan pihak sekolah terkait berbagai risiko bencana

3. ⁠Meningkatkan kesiapsiagaan siswa dan pihak sekolah dalam menghadapi bencana terutama gempa bumi.

Perihal kenapa di sekolah dulu, semoga para siswa yang sudah menerapkan kegiatan simulasi bisa diterapkan di rumah dan memberitahu orang rumahnya juga.

Seperti yang diutarakan oleh salah satu guru yang dikunjungi di SD Alam Akasia, "saya sangat senang sekali dan tentunya menjadi lebih tahu tentang mitigasi bencana, jadi tahu ketika ada gempa untuk jalur-jalur evakuasi di sekolah." Kata Is salah satu guru.

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel