Taman Endog dan Tentang Endog Sapatalang "Proses Penciptaan Alam Semesta"

Taman Endog (Taman Telur dalam bahasa indonesia) merupakan salah satu tempat yang dijadikan ruang terbuka hijau. Taman Endog berada di tengah-tengah kota Sumedang. Dinamakan Taman Endog karena di tengah taman terdapat bangunan tugu berbentuk telur raksasa. Dibawahnya terdapat dua buah tangan sebagai penyangganya. 

Taman Endog dibangun sekitar tahun 1990 oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Perihal Taman Endog yang banyak kenangan semasa kecil dulu, pernah mimin tulis tentang Taman Endog, akan tetapi ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa Taman Endog tersebut dibangun sebagai simbol atau tempat yang menjelaskan tentang wawacan Endog Sapatalang yang di dalamnya berisi tentang proses penciptaan alam semesta oleh Tuhan yang diibaratkan seperti Telur. Wah makin tahu Indonesia yah.

Dalam buku Rucatan Budaya Bumi Sumedang, yang ditulis oleh WD. Dharmawan Wangsapurwacaraka dalam Bab. Falsafah Alam Masyarakat Sumedang, dijelaskan tentang Wawacan Endog Sapatalangan berisi tentang zaman penciptaan. 

Alam dunya lir ibarat endog dibeulah dua. Sabeulah jadi langit, sabeulah jadi bumi Kulitna jadi pangelir nu misahkeun alam bumi jeung alam langit, atawa alam kasar jeung alam lemes nu sok disebut alam kasanghiyangan, atawa alam malaikat. Lamadna disebut alam lelembutan alam roh jeung alam kajinan. Bobodasna nu misahkeun alam bumi jeung alam awang-awang (angkasaraya). Lamadna disebut alam marifat nu ngahubungkeun alam manusa jeung alam gaih. Sedengkeun heubeureumna disebut alam manusa tegesna alam kasar tempat ngancikna manusa, sasatoan jeung tatangkalan, nyaeta nu disebut alam teu langgeng tea.

Perihal tersebut tertulis dalam buku Cipaku wawacan Endog Sapatalangan (yang berarti Cerita Telur Satu Rangkayan), buku itu menjelaskan tentang proses penciptaan alam Semesta, mulai dari Tuhan menciptakan dunia dari cahaya, membentuk asap tebal menggumpal sampai mengeras menjadi dunia. 

Gambaran tentang penciptaan menurut Endog Sapatalangan dunia ibarat Telur yang pecah sebagian menjadi langit dan sebagian menjadi bumi, air nya disebut alam tirta, merahnya disebut alam Marcapada (yaitu alam dunia yang tampak), putih telurnya ibarat alam Mayapada (yaitu alam jin dan sejenisnya) selaput tipis pembungkus putih telur disebut alam wa’dah ghaib dan selaput paling tipis menempel ke kulit telur ibarat alam surya laya (atau alam Rahyang), dewa-dewi (alam malaikat versi islam), sedangkan telurnya ibarat alam hakekat yang tidak bisa diukur oleh akal pikiran manusia. 

Tuhan yang maha kuasa menciptakan alam semesta dari cahaya kemudian menjadi matahari, bulan, bintang, planet, galaxy dan dan yang lainnya. Setelah menciptakan alam semesta lalu menciptakan tumbuhan, hewan, dan manusia. Proses penciptaan alam semesta ini menurut wawacan Endog sapatalang dilakukan dalam waktu 15 hari 15 malam.

Jika masih ada yang tahu perihal Wawacan Endog Sapatalang, boleh ditulis di kolom komentar yah wargi Sumedang.