Tradisi Munggahan, di Tempat Wargi Sumedang Masih Ada?

Siapa yang di tempatnya masih mengadakan munggahan? Wargi Sumedang tahu dong mungggahan? Anak zaman now tahu gak ya munggahan? Hehe, boleh langsung komentar yah!

Tidak terasa yah, beberapa hari lagi, akan memasuki bulan suci Ramadan. Sungguh momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim di seluruh dunia. Selama sebulan penuh, umat Muslim akan berpuasa. Apalagi pemerintah sudah membolehkan terawih loh! Mimin jadi inget masa kecil dulu.

Suasana bulan Ramadan yang selalu dirindukan. Orang-orang biasa memanfaatkan momen untuk bersilaturahmi dengan berbuka puasa bersama dan tak lupa, kehadiran para penjual takjil, menjual menu-menu untuk berbuka puasa, yang bahkan jarang ditemukan pada hari biasa loh!

Untuk menyambut bulan suci Ramadan, beberapa daerah di Indonesia mempunyai tradisi khusus yang dilakukan secara turun-temurun loh! Tradisi tersebut merupakan lambang sukacita, rasa syukur, silaturahmi, sekaligus pengharapan agar ibadah mereka dilancarkan. 

Nah masyarakat Sunda, Jawa Barat, ada dua tradisi yang biasa dilakukan dalam menyambut bulan suci Ramadan, yaitu munggahan. Di tempat wargi Sumedang masih ada?

Arti kata munggahan, dalam bahasa Sunda, unggah berarti naik. Makna tersebut sebagai naik ke bulan suci yang tinggi derajatnya. Tradisi tersebut terus dilakukan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur, membersihkan diri dari hal-hal buruk selama setahun ke belakang dan mengharapkan agar terhindari dari perbuataan kurang baik selama menjalankan ibadah puasa.

Dalam kegiatan munggahan tersebut, intinya adalah berkumpul dengan keluarga, teman, atau kerabat, kemudian makan bersama atau botram, saling bermaaf-maafan, dan berdoa bersama demi kelancaran ibadah puasa sebulan ke depan.

Munggahan tersebut, bisa dilakukan sehari atau seminggu sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di rumah, di restoran, atau botram di tempat wisata sambil piknik. 

Gak harus mewah-mewah sih ketika munggahan, menu makanan yang dihidangkan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sebab initnya bukanlah bermewah-mewahan, tetapi momen kebersamaannya.