Tradisi Syukuran 40 Hari Lahiran Anak di Desa Genteng

Di sebuah kampung yang bernama kampung Genteng Kecataman Sukasari, masih ada yang melestarikan adat istiadat turun temurun dari nenek moyang yang sering diselengarakan ketika ada bayi yang sudah menginjak 40 hari, anak tersebut diberi diberi kalung, supaya anak diberi ciri khas asli dari leluhur nenek moyangnya dan kalung itu terbuat dari benang mata kalung dari bambu kuning. 

Nah, dalam acara tersebut, keluarga si anak menyelenggarakan hajatan syukuran dan membuat aneka makanan seperti membuat opak, ranginang, wajit dan makanan lainnya untuk orang-orang yang diundang untuk Marhabaan, untuk mendo’a agar anak menjadi anak yang soleh dan solehah berbakti terhadap agama dan negara.

Selain itu, dalam gelarannya biasanya ada tradisi ciri khas, yaitu mengadakan pentas kacapi untuk yang sudah tutut tumurun, kacapi dan suling itu mengandung artinya "kecap lailaha ileloh", sedangkan pi "pikeun urang ka nyahoken sipat alloh". Adapun Suling yaitu "susul kunu eling" artinya sipat alloh yang dua puluh harus kita tahu makanya klau seni asli tradisonal mengandung makna yang kita harus ketahui.

Acara syukuran diadakan tradisi sesajen yang mengandung simbol. Sesajen artinya manusia harus siling hargai bila mana ada perbedaan pendapat jangan sampai  beda pendapat menjadi bermusuhan. 

Dalam sesajen tentunya mengandung arti, ada beberapa seperti; 

1. Menyan asapnya putih jadi manusia hartinya harus bersih hati jangan sampai punya sipat dengki iri kepada manusia. 

Halaman Selanjutnya

Komentar

wave

Belum ada komentar.

Tinggalkan Komentar

wave

Cari Artikel

<<<<<<< HEAD ======= >>>>>>> 22907a91d5212753ed2de3bbf69bb3b53a692828